HarianKripto.id - FTX seorang diri telah mendorong para eksekutif kripto, peneliti, analis, dan politisi kripto untuk menyamakan langkah dan bertindak serempak demi memunculkan regulasi yang lebih ketat ke dalam industri crypto.
Didorong oleh berbagai skandal keuangan dan kegagalan dalam industri beberapa waktu lalu, kebutuhan akan kontrol yang lebih ketat menjadi semakin nyata setiap hari. Politisi, didukung juga oleh eksekutif kripto sekarang semakin percaya diri dengan upaya mereka untuk menuntut lebih banyak regulasi.
Selama seminggu terakhir, presiden Bank Sentral Eropa telah menyatakan bahwa regulasi dan pengawasan kripto adalah suatu keharusan bagi Uni Eropa. Sementara di Amerika Serikat, pada 13 Desember, Ketua Maxine Waters mengumumkan House of Financial Services Committee akan melakukan penyelidikan terkait hancurnya FTX.
Baca Juga: Otoritas Moneter Singapura (MAS) Membimbing Singapura Jadi Pusat Blockchain di Bidang Keuangan
Kongres Akan Bertindak
Menurut Financial Times, Senator Amerika Serikat Cynthia Lummis menggambarkan keruntuhan FTX sebagai seruan untuk menyadarkan Kongres untuk segera bertindak.
Lebih lanjut Lummis menyatakan bahwa jika saja RUU yang diusulkannya disetujui tahun ini, RUU tersebut dapat mencegah keruntuhan FTX. Regulator akan dapat melihat apakah sebuah bursa pertukaran kripto turun akan melanggar batas bawah regulasi tertentu.
Dalam sebuah pembicaraan di University of Nicosia, CEO Binance Changpeng Zhao mengatakan bahwa regulasi dapat membantu industri crypto berkembang dan tumbuh. Ia juga berpendapat bahwa penting adanya perlindungan terhadap konsumen yang diikuti dengan konsekuensi bagi mereka yang kedapatan melanggar hukum.
Baca Juga: FIFA Pisah dari EA dan Kini Fokus ke Game Berbasis Blockchain
"Rusak dan tidak relevan" adalah kata-kata yang digunakan oleh Stephanie Link, kepala strategi investasi dan manajer portofolio di penasihat investasi Hightower Advisors, tentang keadaan industri crypto saat ini.
Dalam postingan terbaru di Twitter, Tom Dunleavy, seorang analis riset senior di perusahaan analitik kripto Messari memberikan sebuah sentimen pro-regulasi. Dia menyatakan bahwa peraturan yang lebih jelas akan “membuka jalan” bagi investor baru untuk mengembangkan aset kripto mereka.
Ketidakpastian Kripto Menghantui Pengguna Baru
Seorang analis kripto baru-baru ini mengutip survei yang disponsori Coinbase yang menemukan bahwa hanya 52% responden yang mempertimbangkan investasi dalam mata uang kripto, mengutip kekhawatiran tentang sifat ketidakpastian dalam industri kripto.
Baca Juga: Christie's Mengujicoba Penerapan Blockchain atas Penjualan Rolex Daytona Senilai Juta Dolar
JP Morgan, sebuah perusahaan perbankan dan jasa keuangan yang berbasis di AS, mengatakan bahwa mereka mengharapkan "lebih banyak urgensi" untuk menyusun kerangka kerja regulasi yang solid setelah runtuhnya FTX.
Sebuah laporan dari firma penasihat keuangan memperkirakan bahwa referensi peraturan akan muncul dari sistem keuangan tradisional. Ini dapat menyebabkan saling beririsannya ekosistem kripto dan sistem keuangan tradisional yang tak terelakkan.
Artikel Terkait
BlockFi Runtuh Seiring Tumbangnya FTX
BlockFi Gugat Bankman-Fried! Terkait Saham di Robinhood
$3,1 Miliar Terhutang oleh FTX Kepada 50 Kreditur
Meski FTX Bangkrut, Cardano Alami Kenaikan Jumlah Pengguna Dompet Baru
Dampak FTX ke Sistem Keuangan dan Perekonomian Singapura Sangat Terbatas
Pertanda Awal Kehancuran, Budaya Belanja FTX yang Tidak Terkendali
Runtuhnya FTX Tidak Akan Mempengaruhi F1
Keruntuhan FTX Menunjukkan CeFi Harus Mengadopsi Transparansi DeFi